STATUS RUQYAH ADALAH PENGOBATAN
STATUS
RUQYAH ADALAH PENGOBATAN
1.
Tidak ada pengobatan
dengan Kesyirikan
(AHMAD - 3433) : Telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al A'masy
dari Amru bin Murrah dari Yahya bin Al Jazzar dari anak saudaraku Zainab dari
Zainab istri Abdullah berkata; Apabila Abdullah selesai dari suatu keperluan,
berhenti pada pintu, ia berdehem dan membuang ludah karena khawatir menemukan
sesuatu yang tidak berkenan dari kami. Ia melanjutkan; Suatu hari ia datang dan
berdehem, ia berkata; Ketika di sisiku ada seorang nenek sedang menjampiku dari
humrah (penyakit kulit penyebab demam), lalu aku menyembunyikannya di bawah
tempat tidur, ia pun masuk dan duduk di sampingku, ia melihat jahitan di
leherku, ia bertanya; Jahitan apa ini? Ia menjawab; Jahitan untuk menjampiku.
Ia melanjutkan; Lalu ia mengambil dan memotongnya seraya berkata; Sesungguhnya
keluarga Abdullah tidak membutuhkan syirik, aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ruqyah (jampi-jampi),
jimat dan tiwalah (pelet) adalah syirik." Ia (Zainab) berkata; Aku katakan
kepadanya; Mengapa engkau mengatakan hal ini padahal mataku pernah sakit. Aku
sering datang ke fulan, seorang yahudi untuk menjampinya, dan bila ia
menjampinya, sakit itu reda. Ia (Ibnu Mas'ud) berkata; Itu adalah perbuatan
setan yang menggerakkan dengan tangannya, bila engkau dijampi dengannya, maka
cegahlah. Sesungguhnya cukup bagimu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: " (ADZHIBIL BA`SA RABBAN NASI
ISYFI ANTASY SYAFI LA SYIFA`A ILLA SYIFA`UKA SYIFA`AN LA YUGHADIRU SAQAMAN)
(Hilangkanlah sakit ini, wahai Rabb sekalian manusia, sembuhkanlah, Engkau Maha
Penyembuh, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang
tidak menyisakan penyakit)."
2.
Meruqyah wajib dengan
Ilmu
(IBNUMAJAH - 3457) : Telah
menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar dan Rasyid bin Sa'id Ar Ramli
keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah
menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari
Kakeknya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
mengobati sedangkan ia tidak tahu mengenai pengobatan, maka dia harus
bertanggung jawab."
3.
Ruqyah pernah ada
sebelum zaman Nabi
(MUSLIM - 4079) : Telah
menceritakan kepadaku Abu Ath Thahir; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb;
Telah mengabarkan kepadaku Mu'awiyah bin Shalih dari 'Abdur Rahman bin Jubair
dari Bapaknya dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i dia berkata; "Kami biasa
melakukan mantera pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam; 'Ya Rasulullah!bagaimana pendapat Anda tentang
mantera? ' Jawab beliau: 'Peragakanlah manteramu itu di hadapanku. Mantera itu
tidak ada salahnya selama tidak mengandung syirik.
4.
Meminta Ruqyah Pernah
terjadi pada zaman Nabi, Ruqyah Boleh asal tidak ada kesyirikan
(MUSLIM - 4076) : Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim;
Telah menceritakan kepada kami Rauh bin 'Ubadah; Telah menceritakan kepada kami
Ibnu Juraij; Telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dia telah mendengar
Jabir bin 'Abdillah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
membolehkan bagi Bani 'Amru untuk meruqyah dari gigitan ular. Kemudian Abu Az
Zubair berkata; Dan aku mendengar Jabir bin 'Abdillah berkata; seekor
kalajengking menggigit seseorang di antara kami, yang waktu itu kami sedang
duduk-duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu orang itu berkata;
'Ya Rasulullah, ruqyahlah saya! Kemudian beliau bersabda: 'Barangsiapa yang
bisa memberi manfaat kepada temannya maka lakukanlah! ' Dan telah menceritakan
kepadaku Sa'id bin Yahya Al Umawi Telah menceritakan kepada kami Bapakku Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Juraij melalui sanad ini dengan Hadits yang
serupa. Namun dia berkata; 'Maka salah seorang di antara mereka berkata;
'Ruqyahlah dia ya Rasulullah.'
(AHMAD - 14699) : Telah bercerita
kepada kami Hasan telah bercerita kepada kami Ibnu Lahi'ah telah bercerita
kepada kami Abu Az-Zubair dari Jabir 'Amr bin Hazm dipanggil seorang wanita
dari Madinah yang terkena sengatan ular agar dia meruqyahnya. Namun dia
menolaknya.Hal itu disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam,
lalu beliau memanggilnya.'Amr berkata; Wahai Rasulullah, dahulu anda pernah
melarang ruqyah. Beliau bersabda: "Bacakan hal itu kepadaku", lalu
dia membacanya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidak
mengapa, sebab ruqyah pada hakikatnya adalah penawar (pelindung)."
5.
Ruqyah Untuk semua
penyakit
(AHMAD - 24395) : Telah menceritakan
kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dan Abu Nu'aim telah menceritakan kepada
kami Sufyan dari Asy Syaiban dari Abdurrahman bin Al Aswad dari ayahnya dari
Aisyah bahwasanya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memberikan keringanan
untuk meruqyah pada setiap penyakit.
6.
Upah Ruqyah adalah
Halal
(AHMAD - 20834) : Telah bercerita
kepada kami Muhammad bin Ja'far telah bercerita kepada kami Syu'bah dari
Abdulah bin Abu As Safar dari Sya'bi dari Kharijah bin Ash Shalt dari pamannya,
ia berkata: kami pulang dari majlis Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, kemudian
kami mendatangi sebuah perkampungan arab, mereka berkata: kami diberitahu bahwa
kalian baru saja mendatangi orang itu dengan membawa kebaikan, lalu apa kalian
punya doa atau ruqyah, kami punya orang gila yang tengah dirantai. Aku berkata:
'Ya.' Mereka pun membawa orang gila yang dirantai itu di hadapannya. Kemudian
saya membaca surat Al Fatihah selama tiga hari di pagi dan sore hari, saya
kumpulkan ludah saya kemudian saya meludahkannya lalu seolah-olah ia sembuh
dari penyakit gila. Kemudian mereka memberi saya hadiah, saya berkata: 'Nanti
dulu, hingga saya bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam.' Saya pun
bertanya kepada beliau lalu beliau bersabda: " Sungguh ada orang yang
memakan dari hasil ruqyah batil, tapi engkau memakan dari hasil ruqyah yang
benar."
7.
Bacaan Ruqyah tidak
selalu dengan ayat dan doa, dengan syarat tidak mengandung kesyirikan
(AHMAD - 20936) : Telah
menceritakan kepada kami Rib'iy bin Ibrahim -saudara Isma'il bin 'Ulaiyyah, ia
memujinya dengan baik, ia berkata; Ia lebih mulia dari Isma'il- telah
menceritakan kepada kami 'Abdur Rahman bin Ishak dari Muhammad bin Zaid bin Al
Muhajir dari 'Umair budak Abu Al Lahm, ia berkata; saya bersama para
pemimpin-pemimpin saya turut serta dalam perang Khaibar, kemudian Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkanku, lalu aku mengaitkan pedang dan
ternyata aku menyeretnya. Kemudian ada yang berkata padanya; 'Ia adalah
budak.Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkanku membawa
beberapa perkakas. Kemudian saya memperlihatkan ruqyah kepada beliau yang
pernah aku pakai untuk meruqyah orang-orang gila dimasa jahiliyah, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Buanglah ini dan itu, dan
selebihnya pakailah untuk meruqyah." Berkata Muhammad bin Zaid; saya
bertemu dengannya saat ia meruqyah orang-orang gila dengan bacaan-bacaan itu.
8.
Sebaik-baik bacaan
ruqyah adalah Al Qur’an dan Doa ma’tsur
(AHMAD - 22832) : Telah
menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abu Bakar bin Abu Maryam dari para syeikh dari Fadlalah bin 'Ubaid berkata:
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam mengajariku ruqyah dan beliau memerintahkanku
untuk memakainya meruqyah kepada siapa saja yang aku kehendaki. Ia berkata:
Ucapkan: RABBUNAALLAAH ALLADZII FIS SAMAAWAATI TAQADDASA ISMUKA, AMRUKA FIS
SAMAA`I WAL ARDLI, ALLAAHUMMA KAMAA AMRUKA FIS SAMAA`I FAJ'AL RAHMATAKA
'ALAINAA FIL ARDLI, RABBITH THAYYIBIIN IGHFIR LANAA HAUBANAA WA DZUNUUBANAA WA
KHATHAAYAANAA NA NAZZIL RAHMATAN MIN RAHATIKA WA SYIFAA`AN MIN SYIFAA`IKA 'ALA
MAA BI FULAAN MIN SYAKWAA. Ia akan sembuh dan ucapkanlah sebanyak tiga kali,
setelah itu berlindunglah diri dengan (membaca) al-mu'awwidzatain (an-naas dan
al-falaq) sebanyak tiga kali.
9.
Gangguan Non Medis
juga terjadi pada anak-anak
(AHMAD - 23304) : Telah
menceritakan kepada kami Husain, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami
Abu Uwais, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abi Bakar, dari Amrah,
dari Aisyah berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah masuk (rumah
Aisyah) kemudian beliau mendengar suara bayi sedang menangis, lalu beliau
bersabda: "Apa yang membuat anak ini menangis, apakah kalian sudah
meruqyahnya dari penyakit Ain?."
10.
Rasulullah pernah
terkena Sihir
(MUSLIM - 4059) : Telah
menceritakan kepada kami Abu Kuraib; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair
dari Hisyam dari Bapaknya dari 'Aisyah ia berkata; "Seorang Yahudi dari
Bani Zuraiq, bernama Labid bin A'sham, menyihir Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sehingga beliau mengigau karenanya. Beliau rasanya melakukan sesuatu
yang sesungguhnya tidak dilakukannya.Karena itu pada suatu hari atau suatu
malam beliau berdo'a, kemudian berdo'a dan berdo'a. Sesudah itu beliau bertanya
kepada 'Aisyah: 'Ya, 'Aisyah! Ingatkah engkau bahwa Allah Subhanahu WaTa'ala
pernah memberitakan kepadaku tentang kedatangan dua orang laki-laki, yang satu
duduk dekat kepalaku dan yang satu lagi dekat kedua kakiku. Lalu orang yang
dekat kepalaku bertanya kepada orang yang dekat kakiku, atau sebaliknya;
'Apakah sakit orang ini?' Jawabnya; 'Kena sihir! ' dia bertanya; 'Siapa yang
menyihirnya? ' yang satunya menjawab; 'Labid bin A'sham! ' dia bertanya lagi;
'Dengan apa disihirnya? ' dia menjawab; 'Pakai sisir serta mayang kurma
kering.' Dia bertanya lagi; Di mana sekarang?' dia jawab; 'Di sumur Dzi Arwan.'
Kata 'Aisyah; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi mencari
barang-barang itu ditemani beberapa orang sahabat. Kemudian beliau bersabda:
'Ya, 'Aisyah. Kulihat air sumur itu kemerah-merahan warnanya, sedang pohan
kurmanya kelihatan bagaikan kepala setan.' Lalu aku bertanya; 'Apakah Anda
tidak membakarnya?' Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: 'Tidak! Karena
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyembuhkanku, dan aku tidak ingin membalas
kejahatan dengan kejahatan, oleh sebab itu kusuruh kuburkan saja! ' Telah
menceritakan kepada kami Abu Kuraib; Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah;
Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Bapaknya dari 'Aisyah dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di sihir…(lalu Abu Kuraib menyebutkan
seluruh kisah Hadits seperti Hadits Ibnu Numair dan di dalamnya dia
menyebutkan; 'lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke sumur dan
melihat ke dalamnya yang di atasnya ada lebah. Aisyah berkata; 'Ya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam keluarkanlah.(Aisyah tidak menyebutkan, kenapa
tidak anda bakar saja).Di dalam Hadits tersebut beliau juga tidak menyebutkan
kalimat; 'Aku suruh kuburkan saja.
11.
Para Shahabat dan
shahabiyah Belajar Ruqyah
(AHMAD - 25244) : Telah
menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Sufyan dari
Muhammad Al Mungkadir dari Abu Bakr bin Sulaiman dari Hafshah bahwasanya Nabi
shallaallahu 'alaihi wa sallam pernah menemuinya dan sementara disampingnya ada
seorang wanita yang bernama Syaffa' yang bisa meruqyah dari kesemutan. Lalu
Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ajarilah Hafshah
tentangnya."
(AHMAD - 25847) : Telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Mahdi berkata, telah menceritakan kepada
kami Ali bin Mushir dari Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz dari Shalih bin
Kaisan dari Abu Bakr bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Abu Hatsmah dari Syifa'
binti Abdullah dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui
kami saat aku berada di samping Hafshah, beliau bersabda kepadaku:
"Tidakkah kamu mengajarkan ruqyah untuk luka ini sebagaimana kamu
mengajarinya menulis."
12.
Ahlul Kitab Boleh
Meruqyah Muslim
(MALIK - 1481) : Telah
menceritakan kepadaku dari Malik dari Yahya bin Sa'id dari 'Amrah binti
Abdurrahman bahwa Abu Bakar As Shiddiq pernah menemui Aisyah yang saat itu
sedang sakit, sementara di sisinya ada seorang wanita Yahudi sedang
meruqyahnya. Kemudian Abu Bakar berkata; "Ruqyahlah dia dengan
Kitabullah."
Di dalam syahrul Muwatha’,Az
Zarqani berkata:” Ar Rabi’ berkata: Aku telah bertanya kepada Asy Syafi’I ttg
ruqyah, lalu ia berkata:’ Tidaklah mengapa engkau meruqyah dengan Kitab Alloh
dan dengan dzikir-dzikir kepada Alloh yang telah diketahui”. Aku bertanya;
“Bolehkah ahlul kitab meruqyah kaum muslimin?”. Ia berkata:” Ya,jika mereka
meruqyah dengan kitab Alloh.” (az Zarqoni ‘Alal Muwaththa,4/328)
Yang dimaksud dengan kitabullah
adalah dengan apa yang dibolehkan oleh kitab Alloh yaitu yang tidak mengandung
kesyirikan.(kitab Al Ihsan,6098)
13.
Boleh Meruqyah Saat
Haid
(DARIMI - 978) : Telah mengabarkan
kepada kami Ubaidullah bin Musa dan Abu Nu'aim keduanya berkata: Telah
mengabarkan kepada kami As Sa`ib bin Umar dari Ibnu Abu Mulaikah: Aisyah
radliallahu 'anha pernah meruqyah Asma` radliallahu 'anha, sedang ia (dalam
keadaan) haid".
14.
Menyentuh bagian tubuh
yang sakit
(MUSLIM - 4082) : Telah
menceritakan kepadaku Abu Ath Thahir dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata;
Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku Yunus dari
Ibnu Syihab; Telah mengabarkan kepadaku Nafi' bin Jubair bin Muth'im dari
'Utsman bin Abu Al 'Ash Ats Tsaqafi bahwa dia mengadukan kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam suatu penyakit yang dideritanya sejak ia masuk
Islam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya:
"Letakkan tanganmu di tubuhmu yang terasa sakit, kemudian ucapkan
Bismillah tiga kali, sesudah itu baca tujuh kali: A'udzu billahi wa qudratihi
min syarri ma ajidu wa uhadziru." (Aku berlindung kepada Allah dan
kekuasaanNya dari penyakit yang aku derita dan aku cemaskan).
15.
Meniup dan Mengusap
saat meruqyah
(BUKHARI - 5294) : Telah
menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Hisyam
dari Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam meniupkan kepada diri beliau sendiri dengan
Mu'awwidzat (surat An nas dan Al falaq) ketika beliau sakit menjelang wafatnya,
dan tatkala sakit beliau semakin parah, sayalah yang meniup dengan kedua surat
tersebut dan saya megusapnya dengan tangan beliau sendiri karena berharap untuk
mendapat berkahnya." Aku bertanya kepada Az Zuhri; "Bagaimana cara
meniupnya?" dia menjawab; "Beliau meniup kedua tangannya, kemudian
beliau mengusapkan ke wajah dengan kedua tangannya."
(IBNUMAJAH - 3519) : Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Ali bin Maimun Ar Raqqi
dan Sahl bin Abu Shal mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Waki' dari
Malik bin Anas dari Az Zuhri dari 'Urwah dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam meniupkan udara saat meruqyah."
(ABUDAUD - 3403) : Telah
menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dari Ibnu Syihab dari 'Urwah
dari Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam apabila sakit maka beliau membacakan surat-surat mu'awwidzat
(minta perlindungan) dan meniupkannya. Ketika sakit beliau semakin keras, maka
aku yang membacakan kepada beliau dan aku usapkan kepadanya dengan tangan
beliau, dengan harapan mendapatkan berkahnya."
16.
Meruqyah dengan
Pilihan Kombinasi Ayat
(IBNUMAJAH - 3539) : Telah
menceritakan kepada kami Harun bin Hayyan telah menceritakan kepada kami
Ibrahim bin Musa telah memberitakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman telah
menceritakan kepada kami Abu Janab dari Abdurrahman bin Abu Laila dari ayahnya
Abu Laila dia berkata, "Ketika aku sedang duduk di samping Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang Arab Badui seraya
berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai saudara yang menderita sakit." Beliau
bertanya: "Apa sakit yang meninmpa saudaramu?" Dia menjawab,
"Dia terserang ayan." Beliau bersabda: "Pergi dan bawalah dia
kesini." Maka dia pergi dan kembali (kepada beliau) bersama saudaranya dan
mendudukkannya di depan beliau, maka aku mendengar beliau memberikan
perlindungan kepadanya dengan Al Fatihah, empat ayat dari permulaan surat Al
Baqarah, dua ayat dari tengahnya dan (ayat) WA ILAAHUKUM ILAAHUWWAAHID (dan
tuhan kalian adalah tuhan yang satu), ayat kursi, tiga ayat dari penghujung
surat Al Baqarah, dan satu ayat dari surat Ali 'Imran. Aku yakin beliau
mengucapkan: "SYAHIDALLAHU ANNAHU LAA ILAAHA ILLA HUWA (Allah bersaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Dia) '. Beliau juga membaca
satu ayat dari surat Al A'raaf: INNA RABBAKUMULLAHULLADZI KHALAQ (sesungguhnya
Rabb kalian adalah yang menciptakan) ', satu ayat dari surat Al MuKminun: WA
MAN YADA'U MA'ALLAHI ILAAHNA AAKHAR LAA BURHAANA LAHU BIHI '(Dan barang siapa
yang menyeru bersama dengan Allah yaitu ilah yang lain, maka tidak ada petunjuk
baginya), satu ayat dari surat Al Jin: WA ANNAHU TA'ALA JADDU RABBINAA
MATTAKHADZA SHAAHIBATAN WA LAA WALADA (Dan bahwasannya Maha Tinggi kebesaran
Rabb kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak) '. Sepuluh ayat dari surat
Ash Shaffaat, tiga ayat dari akhir surat Al Hasyr, dan QULHUWALLAHU AHAD, dan
dua mu'awidzatain. Kemudian orang Arab Badui itu bangun dan sembuh seakan-akan
tidak menderita sakit."
17.
Sebagian Gangguan
Hanya Terjadi Pada Orang Yang Sudah Ada Gangguan Sebelumnya
(IBNUMAJAH - 3531) : Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada
kami Ali bin Mushir dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang sakit tidak
akan menularkan penyakit kepada orang yang sehat."
18.
Diantara Sumber
Gangguan
(BUKHARI - 5312) : Telah
menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami
Utsman bin Umar telah menceritakan kepada kami Yunus dari Az Zuhri dari Salim
dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit)
tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), dan
adakalanya kesialan itu terdapat pada tiga hal, yaitu; isteri, tempat tinggal
dan kendaraan."
(ABUDAUD - 3421) : Telah menceritakan kepada
kami Al Qa'nabi telah menceritakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari
Hamzah dan Salim keduanya adalah anak Abdullah bin Umar, dari Abdullah bin Umar
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kesialan ada pada
rumah, wanita dan kuda." Abu Daud berkata; telah dibacakan sebuah riwayat
kepada Al Harits bin Miskin -sementara aku menyaksikan-, telah mengabarkan kepadaku
Ibnu Al Qasim ia berkata, "Malik ditanya mengenai kesialan pada kuda dan
rumah. Ia lalu menjawab, "Betapa banyak rumah yang ditempati orang-orang
kemudian mereka binasa, kemudian ditempati orang-orang yang lain, lalu mereka
binasa. Ini adalah penafsirannya yang kami lihat.Wallahu 'alam."Abu Daud
berkata; Umar radliallahu 'anhu berkata, "Tikar yang ada di rumah lebih
baik daripada seorang wanita yang tidak dapat melahirkan."
(BUKHARI - 5271) : Telah
menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari
Syu'bah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Humaid bin Nafi' dari Zainab
dari Ummu Salamah radliallahu 'anha bahwa seorang wanita ditinggal mati oleh
suaminya, hingga matanya menjadi bengkak (karena sering menangis), lantas
orang-orang mengadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
mereka juga menyebutkan supaya wanita itu menggunakan celak karena khawatir
matanya akan semakin parah, maka beliau bersabda: "Sungguh dahulu salah
seorang dari kalian pernah tinggal di rumah yang paling jelek -atau di
sejelek-jelek rumah- (perawi ragu mengenai redaksi haditsnya), jika ada seekor
anjing yang lewat, maka dia akan melemparnya dengan kotoran, kenapa tidak cukup
waktu hanya empat bulan sepuluh hari untuk tinggal di rumahnya?"
(ABUDAUD - 3423) : Telah
menceritakan kepada kami Al Hasan bin Yahya telah menceritakan kepada kami
Bisyr bin Umar dari Ikrimah bin 'Ammar dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah
dari Anas bin Malik ia berkata, "Seorang laki-laki berkata, "Wahai
Rasulullah, pernah kami berada dalam sebuah rumah, jumlah kami banyak dan harta
kami juga melimpah. Ketika pidah, keluarga dan harta kami menjadi
sedikit?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tinggalkan rumah tersebut dalam keadaan hina."
19.
Sinergi Herbal Dalam
Ruqyah
(BUKHARI - 5257) : Telah
menceritakan kepada kami Hibban bin Musa telah mengabarkan kepada kami Abdullah
telah mengabarkan kepada kami Yunus bin Yazid dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari
'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa dia memerintahkan untuk menkonsumsi
talbinah (adonan yang terbuat dari gandum dan buah kurma) untuk orang yang
sakit dan orang yang sedih karena musibah yang menimpanya, dia juga berkata;
"Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya talbinah itu dapat menyembuhkan hati yang sakit
dan menghilangkan kesedihan."
20.
Kasur menjadi salah satu sumber gangguan
(BUKHARI - 5845) : Telah menceritakan
kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Zuhair telah
menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Umar telah menceritakan kepadaku Sa'id
bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Ayahnya dari Abu Hurairah dia berkata; Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seseorang dari kalian
hendak tidur, maka hendaklah ia mengibaskan di atas tempat tidurnya dengan kain
sarungnya, karena ia tidak tahu apa yang terdapat di atas kasurnya. Lalu
mengucapkan doa: BISMIKA RABBII WADHA'TU JANBII WABIKA ARFA'UHU, IN AMSAKTA
NAFSII FARHAMHAA, WAIN ARSALTAHAA FAHFAHZH-HAA BIMAA TAHFAZHU BIHI 'IBAADAKASHSHAALIHIIN
(Dengan nama-Mu Wahai Tuhanku, aku baringkan punggungku dan atas nama-Mu aku
mengangkatnya, dan jika Engkau menahan diriku, maka rahmatilah daku, dan jika
Engkau melepaskannya, maka jagalah sebagaimana Engkau menjaga hamba-Mu yang shalih)."
Dan hadits ini juga diperkuat oleh Abu Dlamrah dan Isma'il bin Zakariya dari
'Ubaidullah. Yahya dan Bisyr mengatakan; dari 'Ubaidullah dari Sa'id dari Abu
Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.Dan diriwayatkan pula oleh
Malik dan Ibnu 'Ajlan dari Sa'id dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam."
(ABUDAUD - 3613) : Telah menceritakan
kepada kami Yazid bin Khalid Al Hamdani Ar Ramli berkata, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Wahb dari Abu Hani` dari Abu 'Abdurrahman Al Hubuli dari Jabir
bin Abdullah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menyebutkan tentang ranjang tidur, beliau bersabda: "Satu ranjang untuk
seorang laki-laki, satu ranjang untuk wanita, satu ranjang untuk tamu, dan yang
keempat adalah untuk setan."
21.
Kemarahan Adalah Pintu masuk setan
(ABUDAUD - 4152) : Telah menceritakan
kepada kami Bakr bin Khalaf dan Al Hasan bin Ali secara makna, keduanya
berkata; telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Khalid berkata, telah
menceritakan kepada kami Abu Wail Al Qash ia berkata, "Kami masuk menemui
Urwah bin Muhammad As Sa'di, lalu ada seorang laki-laki berbicara dengannya
hingga membuatnya murka. Lantas ia berdiri berwudhu dan kembali lagi dalam
keadaan telah berwudhu." Setelah itu ia berkata, " Bapakku telah
menceritakan kepadaku, dari kakekku, Athiyah. Ia mengatakan bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari
setan dan setan diciptakan dari api, sementara api akan mati dengan air, maka
jika salah seorang dari kalian marah hendaklah berwudhu."
22.
Istihadhoh dari Syetan, Akurasi Diagnosa dan Cara Terapinya
(ABUDAUD - 254) : Telah menceritakan
kepada kami Wahb bin Baqiyyah telah mengabarkan kepada kami Khalid dari Suhail
bin Abi Shalih dari Az-Zuhri dari Urwah bin Az-Zubair dari Asma` binti 'Umais
dia berkata; Aku pernah berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya Fathimah binti
Abu Hubaisy terkena darah penyakit sejak ini dan ini, sehingga dia tidak
shalat. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Subhaanallah
(Maha suci Allah), sesungguhnya ini dari setan, hendaklah dia duduk di wadah
tempat cucian, apabila ternyata dia melihat warna kuning di atas airnya,
hendaklah dia mandi sekaligus untuk shalat Zhuhur dan Ashar, juga mandi
sekaligus untuk shalat Maghrib dan Isya, serta mandi sekali untuk shalat
Shubuh. Dan hendaklah dia berwudhu untuk setiap kali shalat".Abu Dawud
berkata; Diriwayatkan oleh Mujahid dari Ibnu Abbas; Tatkala terasa berat bagi
(Fathimah binti Abu hubaisy) untuk selalu mandi, maka beliau memerintahkannya
untuk menjamak antara dua shalat. Abu Dawud berkata; Dan diriwayatkan oleh
Ibrahim dari Ibnu Abbas dan ini adalah perkataan Ibrahim An-Nakha'i dan
Abdullah bin Syaddad.
23.
Bentuk Nyata Gangguan Jin
(BUKHARI - 3069) : Telah bercerita
kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid dari Katsir
dari 'Atha' dari Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma yang memarfu'kannya,
(Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Tutuplah bejana
(perabot menyimpan makanan), ikatlah tutup kendi (perabot menyimpan minuman),
tutup pintu-pintu rumah dan jagalah anak-anak kecil kalian pada waktu 'isya'
karena saat itu adalah waktu bagi jin untuk berkeliaran dan menculik, dan
padamkanlah lampu-lampu ketika kalian tidur, karena binatang-binatang berbahaya
bila datang dapat menarik sumbu lampu sehingga dapat berakibat kebakaran yang
menyebabkan terbunuhnya para penghuni rumah". Ibnu Juraij dan Habib
berkata dari 'Atha'; "(saat itu adalah waktu) bagi setan-setan".
24.
Meruqyah dengan Basmallah
(AHMAD - 19769) : Telah menceritakan
kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ashim Al Ahwal
dari Abu Tamimah dari seorang yang membonceng Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam,
bahwa beliau pernah berada di atas keledai, lalu keledainya jatuh tergelincir,
serentak orang yang membonceng di belakang beliau berkata; "Celakalah
setan, " Maka beliau bersabda: "Janganlah kamu katakan
"celakalah setan, " sebab jika kamu mengatakan "celakalah setan,
" maka setan akan membanggakan dirinya, setan akan berkata; "Aku
telah melawannya dengan kekuatanku, " namun bila kamu membaca BISMILLAAH
maka setan akan menjadi kecil, lebih kecil dari seekor lalat."
25.
Tidak Meyempurnakan Wudhu Menjadi Sumber Gangguan Jin
(AHMAD - 15312) : Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id budak
Bani Hasyim telah menceritakan kepada kami Za'idah telah menceritakan kepada
kami Abdul Malik bin 'Umair berkata; saya mendengar Syabib, Abu Rauh, dari Dzil
Kala'i dari seseorang, ia shalat subuh bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam,
lalu beliau membaca surat Ar Rum, beliau mengalami keragu-raguan pada beberapa
ayat. Tatkala selesai, beliau bersabda: "(Setan) itu mengganggu pada
bacaan Al Quran, sungguh ada satu kaum dari kalian yang shalat bersama kami
namun tidak melakukan wudlu dengan baik. Barangsiapa yang mengikuti shalat
bersama kami, tolong perbaguslah wudlunya".
26.
Kata kata mempunyai kekuatan
(AHMAD - 5429) : Telah menceritakan
kepada kami Abu Amir Abdul Malik bin Amr, telah menceritakan kepada kami Zuhair
dari Zaid bin Aslam, saya mendengar Ibnu Umar berkata, dua orang laki-laki
datang dari sebelah timur, keduanya adalah khatib dijaman Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam. Dua orang laki-laki itu berdiri kemudian
menyampaikan pidato, lalu duduk kembali. Kemudian Tsabit bin Qais -Khathib
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam- tampil, berpidato, kemudian duduk
kembali. Orang-orang menjadi terkesima terhadap pidato mereka. Nabi
Shallallahu'alaihi wasallam kontan berdiri dan bersabda: "Wahai sekalian
manusia, berbicaralah yang sewajarnya saja, sesungguhya pembicaraan yang
berbelit-belit dari setan." Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya diantara lafadz yang indah terdapat apa yang disebut sihir."
27.
Amal Sholeh Bisa Memusnahkan Buhul
(AHMAD - 21884) : Telah menceritakan
kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Ibnu
Buraidah dari ayahnya. -Abu Mu'awiyah berkata: Menurutu ia tidak mendengarnya
langsung- ia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
"Tidaklah seseorang mengeluarkan suatu sedekah hingga karena sedekah itu
tujuhpuluh setan terlepas dari dagunya."
28.
Air Ruqyah
(NASAI - 5621) : Telah mengabarkan
kepada kami Suwaid ia berkata; telah memberitakan kepada kami Abdullah dari
Hisyam dari Ibnu Sirin bahwa Abdullah bin Yazid Al Khathmi berkata, "Umar
Ibnul Khaththab menulis surat kepada kami, "Amma ba'du; Masaklah minuman
kalian hingga hilang bagian setan. Sesungguhnya baginya adalah dua bagian dan
untuk kalian satu bagian."
29.
Jin Memiliki Kemampuan Melacak
(TIRMIDZI - 1782) : Telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani', telah menceritakan kepada kami Ya'qub
bin Al Walid Al Madani dari Ibnu Abu Dzi`b dari Al Maqburi dari Abu Hurairah ia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
setan itu adalah perasa dan penjilat, karena itu berhati-hati dan jagalah diri
kalian darinya. Siapa yang di tangannya masih terdapat bau lemak daging, lalu
ia tertimpa sesuatu, maka janganlah ia mencela siapa pun kecuali kepada dirinya
sendirinya."Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan gharib bila ditinjau
dari jalur ini. Dan telah diriwayatkan pula dari haditsnya Suhail bin Abu
Shalih, dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
30.
Kemaksiatan adalah Persembahan bagi syetan, dan Kafarah
Nadzar
(NASAI - 3785) : Telah mengabarkan
kepada kami Muhammad bin Wahb berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Salamah berkata; telah menceritakan kepadaku Ibnu Ishaq dari Muhammad bin
Az Zubair dari ayahnya dari seorang laki-laki penduduk Bashrah, ia berkata; aku
menemani Imran bin Hushain ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nadzar ada dua; nadzar dalam
ketaatan kepada Allah, maka hal tersebut adalah untuk Allah dan harus
ditunaikan, sedangkan nadzar dalam bermaksiat kepada Allah, maka hal tersebut
adalah untuk setan dan tidak boleh ditunaikan, dan ia bisa dihapus oleh kafarah
yang menghapus sumpah."
31.
Larangan mencemooh pelaku dosa karena sama dengan membantu
syetan
(BUKHARI - 6283) : Telah menceritakan
kepada kami Ali bin Abdullah bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Anas bin
'Iyadh telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Had dari Muhammad bin Ibrahim
dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, mengatakan; seorang pemabuk dihadapkan
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi menyuruhnya untuk dicambuk.
Diantara kami ada yang memukulnya dengan tangan, diantara kami ada yang
memukulnya dengan sandal, dan diantara kami ada yang memukulnya dengan
pakaiannya.Tatkala selesai, ada seorang sahabat mengatakan; 'sekiranya Allah
menghinakan dia!' Kontan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
"Janganlah kalian menjadi penolong setan untuk menjerumuskan kawan
kalian!."
32.
Ikatan membuat perubahan dalam jiwa
(BUKHARI - 1074) : Telah menceritakan
kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik
dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setan mengikat tengkuk
kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan dan syaitan
mengikatkannya sedemikian rupa sehingga setiap ikatan diletakkan pada tempatnya
lalu (dikatakan) kamu akan melewati malam yang sangat panjang maka tidurlah
dengan nyenyak. Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali
ikatan. Jika kemudian dia berwudhu' maka lepaslah tali yang lainnya dan bila ia
mendirikan shalat lepaslah seluruh tali ikatan dan pada pagi harinya ia akan
merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tidak
melakukan seperti itu, maka pagi harinya jiwanya merasa tidak segar dan menjadi
malas beraktifitas".
33.
Nabi Membuat Pagar Gaib (tanpa Imajinasi)
(AHMAD - 4150) : Telah menceritakan
kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepada kami ayahku dari Abu Ishaq ia
berkata; Telah menceritakan kepadaku Abu 'Umais 'Utbah bin Abdullah bin 'Utbah
bin Abdullah bin Mas'ud dari Abu Fazarah dari Abu Zaid mantan budak Amru bin
Huraits Al Makhzumi dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata; Tatkala kami bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Makkah, ketika beliau bersama
beberapa orang sahabatnya, tiba-tiba beliau bersabda: “Hendaknya seseorang
diantara kalian ada yang menyertaiku, dan janganlah
orang yang didalam hatinya terdapat kecurangan ikut menyertaiku.” Lalu aku
ikut bersama beliau dengan membawa wadah, dan aku tidak menyangka dalam wadah
tersebut kecuali hanya berisikan air, lalu aku keluar bersama Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika kami sampai di penghujung kota Makkah, aku
melihat sekumpulan orang yang sangat banyak dari berbagai kalangan. Ibnu Mas'ud
melanjutkan; “Lalu Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam membuatkan garis untukku, beliau bersabda:
“Tetaplah kamu di sini, sehingga aku kembali padamu.”Ibnu Mas'ud berkata;
“Aku tetap di tempat tersebut sehingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
bertolak menuju mereka, aku sempat melihat mereka tengah berkerumun menunggu
kedatangan beliau, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu
berbincang-bincang bersama mereka hingga larut malam. Ketika waktu fajar tiba,
beliau bersabda kepadaku: “Engkau masih masih ditempat ini wahai Ibnu Mas'ud?”
aku menjawab; “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau tadi mengatakan 'tetaplah di
sini hingga aku kembali padamu.' Ibnu Mas'ud melanjutkan; kemudian beliau
bersabda: “Apakah kamu membawa air untuk berwudlu'?' Aku menjawab; “Ya,” Ketika
aku membuka wadah tersebut, ternyata isinya minuman dari perasaan kurma, maka
aku berkata kepada beliau; “Wahai Rasulullah, demi Allah sungguh aku tadi
mengambil wadah tersebut dan aku tidak mengira yang didalamnya kecuali air,
ternyata ia adalah minuman dari perasaan kurma.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: “Kurma yang bagus dan air yang suci.” Setelah itu beliau
berwudlu dari air tersebut, ketika beliau hendak shalat, aku sempat menemui dua
orang dari mereka, keduanya berkata; “Wahai Rasulullah, Sesungguuhnya kami
menginginkan engkau menjadi imam shalat kami.”Ibnu Mas'ud berkata; “kemudian
keduanya membuat shaf shalat di belakang beliau, dan shalat bersama kami.Seusai
mengerjakan shalat, aku bertanya; “Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Beliau
bersabda: “Mereka adalah sekelompok jin dari daerah Nashibin, mereka datang
kepadaku karena suatu persengketaan yang terjadi di antara mereka, mereka juga
sempat bertanya kepadaku mengenai makanan (yang layak) mereka (makan), maka aku
beritahukan kepada mereka mengenai makanan (yang layak) mereka (konsumsi).” Aku
bertanya kepada beliau; “Apakah engkau memiliki sesuatu untuk makanan mereka
wahai Rasulullah?” beliau menjawab; “Aku telah membekali makanan mereka berupa
kotoran, jika mereka menemukan kotoran binatang, maka mereka akan mendapatkan
gandum, dan jika mereka menemukan tulang, maka mereka menemukan tulang itu
terbungkus dengan daging.”Oleh karena itu Rasululllah Shallallahu 'alaihi
wasallam melarang bersuci dengan kotorang dan tulang.”
34.
Sambaran Syetan
(BUKHARI - 709) : Telah menceritakan
kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash
berkata, telah menceritakan kepada kami Asy'ats bin Sulaim dari Bapaknya dari
Masruq dari 'Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tentang menoleh dalam shalat." Maka Beliau bersabda:
"Itu adalah sambaran yang sangat cepat yang dilakukan oleh setan terhadap
shalatnya hamba."
35.
Alloh Menundukkan Bangsa jin Bukan terapis, isyarat bahwa
Nabi mengikat Jin
(BUKHARI - 3170) : Telah bercerita
kepadaku Muhammad bin Bassyar telah bercerita kepada kami Muhammad binJa'far
telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Muhammad bin Ziyad dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya
'Ifrit dari bangsa jin baru saja menggangguku untuk memutuskan shalatku namun Allah menjadikan aku dapat menundukkannya
lalu aku tangkap dan hendak mengikatnya
pada tiang diantara tiang-tiang masjid hingga tiap orang dari kalian dapat
melihatnya. Namun aku teringat akan do'a saudaraku, Nabi Sulaiman
'Alaihissalam; ("Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun setelah aku"). (QS. Shad
ayat 35).Maka kulepaskan kembali setan itu dalam keadaan hina. Kata 'Ifrit
(dalam QS surat an-Naml ayat 39) digunakan untuk setiap orang yang membangkang
(durhaka), baik dari kalangan manusia maupun jin. Timbangan kata 'Ifriit seperti
kata "zibniyah" yang jamaknya zabaniyah". Sedang 'Ifriit, bentuk
jamaknya 'Afaariit.
36.
Mimpi ada 3
(MUSLIM - 4200) : Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Abu 'Umar Al Makki; Telah menceritakan kepada kami
'Abdul Wahhab Ats Tsaqafi dari Ayyub As Sakhtiyani dari Muhammad bin Sirin dari
Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila
hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang Muslim yang tidak
benar. Dan mimpi yang paling paling benar adalah mimpi yang selalu bicara
benar. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari empat puluh lima macam
Nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar
gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari
syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal
seseorang(pembicaraan jiwa). Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu
senangi, bangunlah, kemudian Shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang
lain." Ibnu Sirin berkata; 'Aku lebih suka ikatan di kaki, dari pada
ikatan di leher.'Karena ikatan di kaki menunjukan keteguhan seseorang di dalam
agamanya.'Perawi lain mengatakan; 'Aku tidak tahu apakah perkataan itu termasuk
dalam Hadits tersebut atau hanya perkataannya Ibnu Sirin. Dan telah menceritakan
kepadaku Muhammad bin Rafi'; Telah menceritakan kepada kami 'Abdur Razzaq;
Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ayyub melalui jalur ini, dan dia
berkata di dalam Hadits tersebut; Abu Hurairah berkata; Aku mengagumi ikatan di
kaki, dan membenci ikatan di leher.' Karena ikatan di kaki menunjukan keteguhan
seseorang di dalam agamanya.' Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: 'Mimpinya orang beriman adalah bagian dari empat
puluh enam kenabian.' Telah menceritakan kepadaku Abu Ar Rabi'; Telah
menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Zaid; Telah menceritakan kepada kami
Ayyub dan Hisyam dari Muhammad dari Abu Hurairah berkata; 'Apabila hari kiamat
sudah dekat……(dan seterusnya). -dia tidak menyebutkan Hadits tersebut dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam.- Dan telah menceritakannya kepada kami Ishaq bin
Ibrahim; Telah mengabarkan kepada kami Mu'adz bin Hisyam; Telah menceritakan
kepada kami Bapakku dari Qatadah dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Abu Hurairah menambahkan di dalam Hadits
tersebut perkataaan; 'Dan Aku membenci 'Al Ghull' (ikatan di kaki) … -dan
seterusnya-.Tanpa menyebutkan kalimat; 'Mimpi adalah bagian dari empat puluh
enam kenabian.'
37. Etika Meruqyah Rumah
TIRMIDZI - 1405) : Telah menceritakan
kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zaidah
berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Laila dari Tsabit Al Bunani
dari 'Abdurrahman bin Abu Laila ia berkata; Abu Laila berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ada ular muncul di tempat
tinggal maka katakanlah kepadanya, 'Sesungguhnya kami meminta kepadamu dengan
perjanjian Nuh dan Sulaiman bin Dawud agar engkau tidak menyakiti kami', jika
ia tetap kembali maka bunuhlah." Abu Isa berkata, "Hadits ini
derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahuinya dari Tsabit Al Bunani kecuali
dari jalur ini, yaitu dari hadits Ibnu Abu Laila."
(ABUDAUD - 4574) : Telah menceritakan
kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari
Muhammad bin Abu Yahya ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku
Bahwasanya ia dan seorang sahabatnya pergi menjenguk Abu Sa'id, maka kami pun
keluar dari sisi Abu Sa'id. Lalu kami bertemu dengan sahabat kami yang ingin menemui
Abu Sa'id. Lantas kami menuju masjid dan duduk di sana. Kemudian ia (sahabat
kami) datang dan mengabarkan bahwa ia mendengar Abu Sa'id Al Khudri berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ular
hitam itu dari jin, barangsiapa melihatnya dalam rumahnya hendaklah ia
memintanya untuk keluar hingga tiga kali, dan jika tetap berada di dalam rumah
hendaklah ia membunuhnya, karena itu adalah setan."
(ABUDAUD - 4576) : Telah menceritakan
kepada kami Sa'id bin Sulaiman dari Ali bin Hasyim ia berkata; telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Laila dari Tsabit Al Bunani dari 'Abdurrahman
bin Abu Laila dari Bapaknya berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pernah ditanya tentang membunuh ular yang ada dalam rumah, beliau pun
bersabda; "Jika salah seorang dari kalian melihat mereka berada di
rumah-rumah kalian, maka katakanlah kepada mereka, 'Aku sumpahi kalian atas
janji yang pernah Nuh ambil dari kalian, aku sumpahi kalian atas janji yang
pernah Sulaiman ambil dari kalian; yakni agar kalian tidak mengganggu kami,
jika mereka tetap kembali maka bunuhlah mereka."
38. Jin Sangat sensitif
(TIRMIDZI -
3213) : Telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman bin Waqid Abu Muslim As
Sa'di telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim dari Zuhair bin
Muhammad dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir radliallahu 'anhu, ia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui para sahabatnya
dan membacakan kepada mereka surat Ar Rahman dari awal hingga akhir, kemudian
mereka terdiam. Lalu beliau berkata; sungguh aku telah membacakannya kepada jin
pada malam kedatangan jin dan mereka lebih baik jawabannya daripada kalian. Aku
setiap kali membaca FirmanNya: "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?" (QS. Arrahman 16 dan seterusnya), Mereka mengatakan;
"laa, bisyai'in min ni'amika robbanaa nukadzdzibu falakal
hamdu."Tidak, kami tidak mendustakan sedikitpun kenikmatanMu wahai Tuhan
kami. Segala puji bagiMu. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits gharib,
kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Al Walid bin Muslim dari Zuhair
bin Muhammad. Ibnu Hanbal berkata; sepertinya Zuhair bin Muhammad yang berada
di Syam bukan Zuhair yang menjadi sumber periwayatan hadits di Irak, sepertinya
ia adalah orang lain. Mereka membalikkan namanya karena mereka riwayatkan
hadits-hadits munkar darinya. Dan aku mendengar Muhammad bin Isma'il Al Bukhari
berkata; penduduk Syam meriwayatkan dari Zuhair bin Muhammad hadits-hadits
munkar sementara penduduk Irak meriwayatkan darinya hadits-hadits yang shahih.
39. Bekas (Yasin 12)
(BUKHARI - 616)
: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah bin Hawsyab berkata,
telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahhab berkata, telah menceritakan kepada
kami Humaid dari Anas bin Malik berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Wahai Bani Salamah, tidakkah kalian mengharap pahala
dari langkah-langkah kalian?" Mujahid ketika menerangkan firman Allah:
'(Dan Kami menuliskan apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan) ' (Qs. Yasin: 12) mengatakan, "Yakni langkah-langkah
mereka." Ibnu Abu Maryam berkata; telah mengabarkan kepada kami Yahya bin
Ayyub telah menceritakan kepadaku Humaid telah menceritakan kepadaku Anas ia
berkata, "Bani Salamah pernah berkeinginan untuk pindah dari tempat
tinggal mereka dan mendekat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Namun
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memperkenankan mereka
mengosongkan Madinah dengan bersabda: "Tidakkah kalian mengharap pahala
dari langkah-langkah kalian?" Mujahid berkata, "Langkah-langkah
mereka adalah bekas-bekas perjalanan mereka di muka bumi ketika berjalan dengan
kaki mereka."
40. Bekas masih ada meski bertahun
tahun
(MUSLIM - 3747)
: Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sahl At Tamimi dan Abu Bakar bin
Ishaq, Abu Bakar berkata; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Sahl
berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam telah mengabarkan
kepada kami Muhammad -yaitu Ibnu Mutharif Abu Ghassan- telah mengabarkan
kepadaku Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd dia berkata, "Ketika dituturkan
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang cerita wanita Arab
kampung, maka beliau pun memerintahkan Abu Usaid untuk memanggilnya. Tidak lama
kemudian wanita itu datang dan tinggal di rumah Bani Sa'idah. Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan pergi menemui wanita
tersebut, ternyata wanita itu selalu menundukkan kepalanya. Pada saat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajaknya bicara, wanita itu justru
berkata, "Saya berlindung kepada Allah darimu." Beliau menjawab:
"Baiklah, saya juga melindungimu dariku." Setelah itu para sahabat
berkata kepadanya, "Tahukah kamu siapakah orang yang mengajakmu bicara
tadi?" wanita itu menjawab, "Tidak." Para sahabat berkata,
"Orang itu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau datang
untuk melamarmu." Wanita itu berkata, "Kalau begitu, saya termasuk
orang yang tidak beruntung." Sahl berkata, "Pada saat itu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam datang dan duduk di bangsal Bani Sa'idah bersama
dengan para sahabat. Kemudian beliau bersabda kepada Sahl: "Berilah kami
minuman." Sahl berkata, "Lalu saya mengeluarkan mangkuk ini untuk
mereka dan memberikan minuman kepada mereka dengan menggunakan mangkuk tersebut."
Abu Hazim berkata, "Kemudian Sahl mengeluarkan mangkuk tersebut untuk kami
dan kami langsung meminumnya." Abu Hazim berkata, "Selang beberapa
tahun kemudian, Umar bin Abdul Aziz meminta mangkuk itu. Lalu mangkuk itu pun
akhirnya diberikan kepadanya." Dan dalam riwayat Abu Bakar bin Ishaq
disebutkan, "Beliau bersabda: "Hidangkanlah minuman buat kami wahai
Sahl!."
(MUSLIM - 3855)
: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya; Telah mengabarkan kepada kami
Khalid bin 'Abdullah dari 'Abdul Malik dari 'Abdullah -budak- dari Asma' binti
Abu Bakr dan dia juga adalah paman anaknya 'Atha, dia berkata; "Asma'
binti Abu Bakar pernah menyuruh saya untuk menemui Abdullah bin Umar agar
menyampaikan pesannya yang berbunyi, 'Telah sampai kepada saya bahwasanya,
engkau telah mengharamkan tiga hal; pakaian yang terbuat dari campuran sutera,
pelana sutera yang berwarna merah tua, dan berpuasa di bulan Rajab seluruhnya.'
Abdullah bin 'Umar berkata kepadaku; 'Mengenai berpuasa di bulan Rajab yang
telah kamu singgung tadi, maka bagaimana dengan orang yang berpuasa
selama-lamanya? ' Adapun mengenai campuran sutera pada pakaian, maka sebenarnya
aku pernah mendengar Umar bin Khaththab berkata; 'Aku pernah mendengar
Rasulullah bersabda: 'Sesungguhnya orang yang memakai kain sutera, niscaya ia tidak
akan mendapat bagian di akhirat kelak.' Oleh karena itu, saya khawatir
kalau-kalau sutera pada kain itu termasuk bagian darinya. Sedangkan mengenai
pelana sutera yang berwarna merah tua, maka ketahuilah bahwasanya itu adalah
kasur 'Abdullah yang ternyata berwarna merah tua.' Lalu sayapun kembali kepada
Asma' binti Abu Bakar, untuk memberitahukan kepadanya tentang informasi yang
telah saya peroleh. Tak lama kemudian ia memperlihatkan kepada saya sebuah
jubah kekaisaran yang berwarna hijau dan berkerah sutera, sedangkan kedua
sisinya dijahit dengan sutera seraya berkata; 'Hai Abdullah, ini adalah jubah
Rasulullah.' Setelah itu, ia meneruskan ucapannya; 'Jubah ini dahulu ada pada
Aisyah hingga ia meninggal dunia. Setelah ia meninggal dunia, maka aku pun mengambilnya.
Dan dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering mengenakannya. Lalu
kami pun mencuci dan membersihkannya untuk orang sakit agar ia lekas sembuh
dengan mengenakannya."
Komentar
Posting Komentar