KODE ETIK PERUQYAH

KODE ETIK PERUQYAH

Setiap peruqyah syar’iyyah hendaknya memperhatikan etika dalam terapi, sebagaimana hal ini juga terjadi dalam terapi-terapi lain. Dan dalam terapi ruqyah komintmen untuk berpegang pada etika  terapi sangat diperlukan karena dalam terapi ruqyah sangat sering terungkap aib dan hal-hal rahasi dalam diri pasien. Tujuan pemahaman terhadap etika terapi ruqyah ;
1.       Menjamin kerahasiaan pasien, terutama terkait dengan hasil diagnosa, aib dan jenis terapi yang akan dijalani pasien
2.       Memberikan ketenangan dan kepercayaan pada pasien karena ketenangan pasien adalah bagian dari kesembuhan yang sedang dituju.
3.       Bagi peruqyah, etika ruqyah dapat menjamin kualitas pelayanan terapi
A.      Prinsip Dasar
a.        Ruqyah sebagai Metode Pengobatan Ruhaniah
                           i.      Memberikan maslahat kesembuhan sebaik-baiknya bagi pasien dan Tidak melakukan praktek terapi yang membahayakan pasien
                          ii.      Menjauhi hal-hal yang mengarah pada supranatural baik dalam proses terapi, diagnosa, pemahaman dan komunikasi dengan  pasien. Tetapi menggunakan pendekatan pemahaman yang bisa dijelaskan dengan argumentasi imaniyah
b.       Ruqyah sebagai wasilah dakwah
                           i.      Memperhatikan batas-batas syar’I dalam proses ruqyah
                          ii.      Memperhatikan pentingnya proses perubahan diri pasien
B.       Etika peruqyah :
1.       Niat
a.        Ikhlas dalam niat, karena sumber pertolongan dan kekuatan peruqyah adalah ikhlasnya niat,
b.       Empati yang tinggi, karena peruqyah tidak akan dapat mengungkap hal-hal rahasia dalam diri pasien jika peruqyah gagal dalam membangun empati dalam dirinya selama proses diagnosa dan terapi
c.        Berorientasi pada dakwah bukan hanya sebgai terapis pengobatan alteranatif. Oelh karena itu pendekatan terapinya adalah dakwah bukan bisnis.
2.       Komitmen
a.        Komitmen terhadap syariat, mencukupkan diri pada batas syar’i dalam pemahaman, amal dan proses terapi
b.       Komitmen dalam amal ibadah yaumiyah
c.        Komitmen terhadap metode yang  telah dipelajari hingga menemukan hal-hal baru yang lebih maslahat.
d.       Fokus pada tujuan yakni sebagai peruqyah
3.       Ilmu
a.        Berpijak pada dalil-dali nash dalam pemahaman dan proses terapi sehingga tidak berlebih-lebihan dalam pengembangan ilmu
b.       Menguasai dasar-dasar aqidah salafusshalih
c.        Mengakhiri segala bentuk kemampuan ilmu kanuragan, amalan bid’ah dan kemampuan supranatural yang pernah dipelajari atau dimiliki baik yang disadari maupun tidak, dan secara jujur bersedia mentaubatinya
d.       Terbuka terhadap masukan, berbagi ilmu dan pengalaman
e.       Ikhlas menerima nasihat dan arahan.
4.       Berjamaah
a.        Tidak beramal dan beraktivitas kecuali dalam kerangka amal jama’i
b.       Tidak terpisah dari jamaah/tim
5.       Etika terapi
a.        Menjaga rahasia pasien baik jenis gangguan, kondisi pasien dan keluarganya serta jenis terapi yang diberikan. Karena Tidak setiap yang diketahui oleh peruqyah perlu disampaikan. Hanya menyampaikan hasil diagosa kepada orang yang berkepentingan saja. Demikian juga, peruqyah tidak menceritakan kondisi pasien dan keluarganya kepada pasien lain meski untuk ibroh/pelajaran, kecuali dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas pasien.
b.       Mempertimbangkan kondisi psikis pasien dan keluarga pasien dalam mendiagnosa dan menyimpulkan
c.        Mempertimbangkan kondisi fisik pasien dalam memberikan terapi
d.       Tidak tergesa-gesa dalam menyimpulkan gangguan
e.       Menghindari untuk memberikan solusi atau diagnoasa final tanpa bertemu dengan pasien atau tanpa adanya data yang valid
f.         Memberikan jawaban dan kesimpulan yang menenangkan, menjauhi permusuhan, prasangka dan memberikan motivasi.
g.        Tidak berusaha mengungkap hal-hal yang bersifat ghaib, agar lebih memberikan ketenangan pada pasien dan tidak menyalahi kaidah-kaidah dalam aqidah ahlu sunnah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Terapi Ruqyah

Beriman Kepada Yang Ghaib

Metodologi Persiapan Sebelum Menulis